Kamis, 19 Desember 2013

Kepribadian dalam Bekerja

Setiap orang mungkin mempunyai tipe pekerjaan yang berbeda-beda. Ada kalanya orang hanya bisa menjadi seorang konseptor, tetapi ada pula orang hanya bisa menjadi seorang pekerja dimana orang itu hanya menjalankan tugasnya dengan baik tapi tidak bisa menjadi seorang konseptor. Tapi ada pula tipe orang yang multitasking dimana orang tersebut mampu menjalankan kedua tipe di awal dengan baik.

Ketiga tipe diatas memiliki sisi positif dan negatif.

Tipe Konseptor
Positif : - Seorang Pemikir
              - Ide-ide yang diberikan sangat inovatif
              - Masukan saran dan kritik dari seseorang tersebut mungkin sangat membangun
              - Memiliki inisiatif yang sangat tinggi

Negatif: - Orang ini tidak dapat bekerja
              - Tidak memiliki etos kerja yang baik
              - Tidak mampu melaksanakan tugas dilapangan

Tipe Pekerja
Positif: - Bekerja dengan baik bahkan sempurna
             - Melaksanakan semua tugas

Negatif: - Tidak memiliki inisiatif
              - Hanya mampu di suruh
              - Tidak mampu mengeksplor diri

Tipe Multitasking
Positif: - Sebagai Inisiator dan pelaksana di lapangan
            - Mampu mengemban tugas lebih
Negatif: - Kadang dianggap serakah dalam pekerjaan
            
Untuk Tipe Multitasking, tergantung lingkungan disekililingnya menganggapnya seperti apa, apabila pribadi kita sombong dan angkuh atau kita menjadi tipe seperti ini hanya untuk memamerkan kelebihan kita pada atasan kita, mungkin tipe ini sangat buruk.

Tetapi sebaliknya jika, kita memiliki tipe seperti ini, dengan sifat rendah hati, tidak sombong dan mampu menolong pekerjaan orang lain tanpa mengharapkan imbalan, tentunya sifat ini sangat baik.

Menurut kamu tipe seperti apa dirimu jika dikantor?

Pribadi saya sendiri, adalah termasuk tipe yang lebih suka bekerja dari pada menjadi seorang konseptor atau multitasking. Mungkin saya mampu menjadi multitasking tetapi tidak sepenuhnya bisa karena mungkin kepribadian saya masih tidak mampu mengemban tugas sebanyak itu. Jadi saya lebih suka sebagai pekerja walaupun bekerja hanya sesuai job desc dan tidak mampu menyumbang banyak ide dan inisiatif untuk membangun kantor.

Mungkin analisis singkat saya mengenai tipe kepribadian dalam bekerja ini belum sempurna atau bahkan salah sama sekali. Tapi ini mungkin dapat dijadikan pandangan sekilas apabila anda sedang atau ingin melamar pekerjaan.

Saran saya, pilih posisi pekerjaan yang sedang atau ingin anda lamar dengan kualifikasi yang sesuai dengan diri anda. Jadi, anda nantinya akan bekerja sesuai kelebihan dan kekurangan yang anda miliki saat ini.

Selamat Bekerja...


Kamis, 05 Desember 2013

Bimbang

Selama ini aku hanya bisa sok bijak menasehati teman-teman ku yang sering mendua di belakang pasangannya karena berbagai alasan salah satunya Long Distance Relationship (LDR). Pada saat itu aku belum pernah merasakan namanya LDR.

Namun setelah berulang kali menolak dan meneguhkan hati untuk tetap bersikap jujur dan setia kepada pasangan walau jarak yang jauh telah memisahkan kita. Tapi asal ada kenyakinan dan kejujuran dari masing-masing pasangan aku yakin bahwa aku bisa melewatinya dengan mudah.

Tapi omongan hanyalah omongan. Dan benar apa kata semua orang berbicara itu lebih mudah dari pada merelisasikannya kedalam kehidupan. Hati dan perasaan memang tidak dapat di bohongi kalau aku memang membutuhkan sosok pasangan yang nyata ketimbang pasangan yang hanya dalam bayanganku saja.

Berulang-ulang kali aku mencoba menolak dan hanya membiarkan orang yang mencoba masuk dan mengusik kehidupan cintaku, aku hanya ingin membuktikan kepada orang itu bahwa aku bisa kuat dan teguh dengan perasaan dan setia kepada pasangan ku.

Tapi hati berkata lain, aku juga bukan sesosok perempuan yang kuat yang dapat menghadang badai sendirian. Yang jelas-jelas badai tersebut sebenarnya membawa angin sejuk yang sangat ingin aku butuhkan. Mungkin seperti itulah perumpamaannya

Sekuat-kuatnya aku menolak perhatian dan kasih sayang dari orang lain, tapi kalau aku memang tipe orang yang selalu membutuhkannya, aku harus bagaimana?

Dan hal ini terjadi semalam, semua pertahanan yang aku bangun semua hancur begitu saja, ketika aku sangat merindukan kasih sayang dan kehangatan seorang kekasih. Aku merasa jahat, egois. Kenapa aku harus menerima tangan itu, pundak itu, pelukan itu. Padahal aku mempunyai seorang kekasih yang jauh lebih baik dan sangat menantikan ku dengan setia di sebrang jalan sana. Tetapi kenapa aku malah memilih seorang pria yang berada di sampingku, yang mungkin belum tentu lebih baik dari pada pria yang lebih dulu mencintaiku apa adanya.

Sekarang aku harus bagaimana? hubungan ku sudah terlanjur jauh di luar batas dengan dia. Aku ingin menanyakan apakah dia benar-benar serius dengan tindakannya untuk mendekati ku. Aku takut bahwa ketika aku memang benar-benar sudah merasa sayang sama dia, dan dia meninggalkan ku, aku harus gimana?

Yang Jelas saat ini, aku sudah benar-benar menghianati pasangan ku dan aku tidak tau, apakah aku harus bilang kalau aku dan dia (orang lain itu) sudah melakukan hal yang aku anggap sudah di luar batas.

Aku bimbang...
Aku takut aku sayang sama orang tersebut
Aku takut menyakiti perasaan kedua orang itu
Aku takut aku disebut sebagai wanita egois
Aku takut kalau aku harus kehilangan dia

Karna aku mungkin sudah suka sama orang itu,
Aku takut orang itu tidak memberikan perhatiannya lagi
Aku takut orang itu pergi

Apakah aku sudah menjadi orang yang egois?
Jawabannya mungkin iya dan mungkin Tidak
Mungkin Iya karna aku saat ini tidak mau kehilangan perhatiannya
Mungkin Tidak karna aku tidak sayang sama dia

Aku hanya membutuhkan kasih sayang dari orang itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pasangan ku karna hubungan jarak jauh ini.

Maafkan aku sayang telah menduakan mu
Maafkan aku telah membiarkan orang itu masuk kedalam kehidupan kita
Maafkan aku telah egois
Maafkan karna aku selalu saja jahat

Minggu, 06 Oktober 2013

Menikah Muda atau Hasrat

Terpikir oleh ku untuk menikah muda dan mempunyai anak di usia ku yang baru beranjak 23 tahun dengan pasanganku yang baru menginjak usia 22 tahun.

Aku dan pasanganku sudah berjalan 2 tahun lebih dan keluarga kami sudah saling mengenal satu sama lain. Komitmen atas hubungan kita juga sudah sangat jauh yaitu MENIKAH

Kita berdua berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan cita-cita kita untuk menikah dari berusah-susah mencari kerja dan sekarang berusaha menabung untuk biaya dan masa depan ku bersamanya.

Aku tidak tau apakah keputusanku untuk menikah di usia sekarang adalah usia yang cukup matang untuk menikah. Aku takut aku hanya terbawa emosi dan hasrat.

Kenapa aku bisa sampai mengatakan ini? karna hampir satu setengah tahun hubungan ku dengannya kami habiskan dengan hubungan jarak jauh karna pertama aku kerja di Balikpapan sedangkan dia bekerja di Karawangan. Mungkin ini yang membuat ku takut kalau seandainya kami berdua jadi menikah muda, aku takut bahwa pernikahan kami hanya dilandaskan dengan rasa emosi dan hasrat untuk saling bersama tanpa memikirkan masalah-masalah yang akan kami berdua hadapi setelah menikah nanti.

Pada dasarnya aku tau bahwa pasanganku adalah pasangan yang paling sempurna yang pernah aku pacari. Mungkin aku bodoh atau egois atau labil samapi aku bisa berkata seperti itu.

Tapi sikap, kematangan, serta kedewasaan yang dia memiliki membuatku telah jatuh hati dengannya dan akupun rela melalukan apapun.

Kalau boleh jujur, saat ini aku lebih mementingkan hasrat ku untuk selalu dengannya ketimbang memikirkan anak dan masa depan setelah menikah.

Aku takut aku belum mampu mengurusi segala masalah yang akan terjadi setelah menikah, apalagi jika perekonomian kami berdua setelah menikah belum stabil, di tambah dengan segala macam kenginan dan hasrat ku untuk membeli ini dan membeli itu.

Aku ingin menikah muda dengan kondisi perekonomian yang stabil. Tapi menunggu sampai perkenomian kami berdua stabil sepertinya membutuhkan waktu yang lama. Apakah aku bisa menunggu lebih lama lagi? sedangkan aku adalah tipe orang yang tidak sabaran dan tidak suka menunggu.

Semoga aku diberikan kesabaran hingga aku cukup dewasa untuk menikah sambil menyiapkan perekonomian yang stabil. Semoga itu akan terealisasikan di umur kami yang beranjak 26 atau 28 tahun.

Semoga....
Semoga....

Minggu, 22 September 2013

Proses Lebih Penting daripada Hasil

Hari ini baru ngerasain yang namanya salah sana sini.
kurang teliti kayanya emang sudah langganan ku deh.

Hufft.....
Paga datang dengan penuh semangat, terus sekalinya dapat email balasan kalau kemarin aku salah kirim email (lagi) itu rasanya gimana gitu.

yaaaa yaaa.... mungkin ini semua resiko.
Aku kayaknya harus segera menghilangkan rasa tergesa-gesa ku yang ingin semua cepat selesai tanpa memikirkan proses. karna aku hanya memikirkan hasil. Padahal belum tentu hasil yang aku dapat akan bagus dan baik sesuai dengan ekspetasi ku.

Malu dan minder sama teman sekator. Aku dengan pendidikan yang tinggi di tambah degan sarjana yang di semangatkan dari salah satu universiras paling populer di Indonesia. Rasanya malu sekali. Huhuhu

Apa iya, karna aku baru satu minggu lebih bekerja. Tapi kayaknya aku yang harus bisa menyingkirkan sifat ketergesa-gesaku yang hanya memikirkan hasil dari pada proses.

Aku harus belajar dari semua kesalahan ku di minggu dan hari ini. Semoga besok hari ku bekerja akan lebih baik dari pada hari ini dan minggu dan semoga aku akan selalu semangat dan betah di tempat aku bekerja sekarang.