aku membuka mata dan terbangun dipagi buta
ketika aku membuka jendela kamar
aku melihat butiran salju turun dari atas atap rumah ku yang turun ke berenda kamar ku
ya!!! ini adalah musim dingin. musim dingin yang selalu aku rindukan. musim dingin yang selalu aku puja. musim dingin yang selalu aku cintai bersamanya. "bersamanya"?
ya, dulu tepat 1 tahun yang lalu, dimusim yang sama. aku berpisah dengan seseorang yang aku sayang. dia pergi untuk selama-lamanya. meninggalkan aku dan butiran salju yang ada di dalam hati ini. selama 6 tahun aku bersamanya. hampir setiap musim dingin aku selalu berjalan mengelilingi taman kota memandangi anak-anak yang sedang membuat boneka salju. kami juga sering ikut bersama anak-anak itu untuk ikut membuat boneka salju.
tapi akhirnya kami hanya merusak boneka salju anak-anak itu. sampai akhirnya kami diusir dari kelompok anak-anak itu. tapi kami senang, senang karena kami dapat selalu menikmati salju-salju ini berdua. selain itu kami juga sering duduk di kafetaria dekat perumahan kami. pemilik kafetaria itu sangat mengenal kami. kadang kami diberikan dua cangkir kopi kesukaan kami, gratis. dan kami menyukainya.
tersadarkan akan mimpi ku, ternyata dia sudah tidak ada. hari pertama musim dingin ini. aku langsung bergegas pergi dari kamar ku. dengan menaiki sepeda coklat pemberiannya. aku pergi ketaman. berharap ini semua hanya mimpi. Berharap aku dapat memeluk erat tubuhnya kembali, agar aku bisa merasakan hangatnya tubuhnya
beberapa jam kemudian, aku terbangun. dan berada dikamar ku kembali. aku kembali bergegas kembali ke taman. tapi saat aku membuka pintu rumah.
"Net! Stop!!!"
"Dad......mengerti. mengertilah.....please.....please......" aku memohon kepada ayah ku agar aku dapat pergi ke taman itu lagi. aku menangis, aku menjerit. tapi ayah ku tetap tidak membolehkan ku pergi
"Net, kamu sakit!" ayah ku membentak ku aku terdiam. dan aku tambah menangis dan meringkuk di depan pintu rumah.
"honey.........stand up......." ayah ku mulai menggendongku dan membaringkan ku ke tempat tidur.
saat ayah ku pergi dari kamar, aku hanya berbaring dan memandangi jendela kamar ku.
rupanya hujan salju turun lebih deras. aku tidak tau, apa yang aku pikirkan. aku spontan loncat dari balkon kamar ku, tanpa menggunakan baju hangat. aku pergi ke rumahnya
didepan rumahnya, aku hanya melihat kegelapan. rumah itu tampak tidak terurus. aku memutuskan untuk masuk kedalam rumah itu, syukurlah ternyata pintu belakang rumah itu tidak tercunci, masih sama ketika aku mengendap-ngendap masuk ke dalam rumahnya dan tidur berdua dengannya di dalam kamar
ketika aku masuk. yang kutemukan hanya debu. aku menaiki tangga rumahnya. kemudian aku masuk ke dalam kamar, yang dulu sering aku masuki. tetapi yang tertinggal hanyalah debu dan kotoran saja. aku duduk di sofa kecil miliknya dulu, ternyata sofa ini tidak dia bawa. sofa merah yang sering aku tiduri dulu. tetapi sekarang tidak. aku meringkuk kedinginan. aku mendapati kaki kuku ku sudah mulai membiru, kedua kaki, serta tangan ku sudah tidak dapat aku rasakan. aku merasakan mati rasa.
tapi itu tidak penting. aku tetap berbaring di sofa itu, dan meratapi seluruh bagian kamarnya dulu,yang dulu penuh dengan kecerian, penuh dengan cerita-cerita roman eropa yang sangat di gemari. dan membuatku terpengaruh untuk menyukai kisah-kisah roman eropa. tapi......semua itu tidak penting lagi.
"kamar ini, kamar ini penuh dengan kenangan kita,kenangan yang dulu pernah kita buat. ingatkah kau, saat pertama kali aku datang ke kota ini, kau langsung mengajak kenalan, padahal saat itu aku belum pasif berbahasa inggris. tapi kau terus mengajak ku bercerita. setiap hari kau mengajak ku berjalan-jalan mengelilingi perumahan dan taman, mengajak ku bermain dengan anak-anak kecil di taman, mengajak ku minum kopi di kedai. masih ingat kah kau, terhadap kenangan ini?"
"MASIH INGATKAH!!!!!!!!!!!!!!!" aku berteriak sekencang mungkin. aku mendapati sebuah surat, yang terselip di belakang sofa.
aku kaget melihat tulisan nama ku, di depan surat itu "dear Neta...."
"Malheureusement, lorsque vous lirez cette lettre, peut-être je n'étais pas là dans cette ville, je suis désolé si je n'ai pas dit au revoir à vous. Je sais que j'avais tort. mais s'il vous plaît pardonnez-moi. J'ai volontairement écrit cette lettre à usage de la langue française, parce que je sais que vous aimez la langue française, mais vous êtes paresseux pour apprendre, alors j'ai délibérément écrit cette lettre, afin que vous puissiez apprendre. maintenant vous savez ce que je suis en ville. Pouvez-vous venir après moi, ici, à l'endroit où je suis maintenant?
apabila kamu tidak tau, kau pergilah ke kedai Mr. Pram. dia yang membantu menuliskan surat ini. pasti dia mau mengartikan surat ini. sekali lagi aku minta maaf Neta ku sayang"
Setalah mendapatkan surat ini. aku pergi ke kedai Mr. Pram. tapi karena ini, hari pertama musim salju tiba dan badai salju turun,kedai Mr.Pram tidak buka. aku bingung, harus kemana lagi, aku meminta bantuan. akhirnya aku pergi ke salah satu rumah teman ku yang pintar berbahasa prancis. namanya Clara. saat aku tiba di depan rumahnya. Clara mendapati ku sangat pucat.
"hangat......"
"Net......are you okey?" aku tersadarkan oleh suara Clara yang lemah lembut.
aku bangun dari pingsan ku yang panjang, rupanya Clara sudah mengetahui maksud aku datang kerumahnya. Clara mendapati surat yang dikirim dia. dan Clara langsung menceritakan isi surat itu. aku langsung menangis mendengar perkataan Clara soal surat itu.
"are you really to go France for Daniel?"
aku terdiam dan hanya menangis.........
(continued.........)