Kamis, 13 Februari 2014

Just for You

Dulu aku selalu mengkhayal kisah cintaku bersama seseorang. Selalu mendramatisir keadaan seperti dalam sebuah drama cinta. Mungkin ini karena aku terlalu menyukai fantasi dan akhirnya imajinasiku yang menguasai diriku. 

Pertama kali aku kenal artinya pacaran sejak aku duduk dikelas 4 SD. bayangkan saja umur 10 tahun aku sudah mengerti kata suka pada lawan jenis.  

Mendapatkan kado valentine sebuah coklat dan buku tulis. Ya itu adalah kado pertamaku dari orang yang menyukaiku. kado coklat dan buku tulis itu bukan dari orang yang sama. Melainkan dari dua orang yang berbeda, dan dua orang itu dan mereka bersahabat. Di tambah mereka bukan sebaya dengan ku melainkan kakak tingkat aku waktu SD. hufft....

Tapi untungnya aku tidak sempat berpacaran salah satu dari mereka. Akhirnya aku malah berpacaran dengan cowok yang dapat dikatakan dia lemah gemulai. Berpacaran dengan dia seperti temanan. Dan akhirnya kami putus. Kami hanya berpacaran kurang dari sebulan. 

Kemudian beranjak kelas 6 aku mulai PDKT dengan orang yang jauh lebih tua dari pada aku. Aku dan dia sudah lama berkenalan, tepatnya pada saat kami belajar Al-quran di mesjid dekat kami tinggal. Rumah kami tidak jauh. Jadi kami selalu berangkat bersama, bahkan dia menjemputku di rumah untuk berangkat bersama.  Saat kami belajar mengaji kami selalu bercanda dan tertawa. Namun saat aku mulai berhenti belajar. Dari situ kami tidak pernah bertemu lagi. Aku pun tidak tau keadaannya, tapi aku sering bercerita dengan teman sekelas ku

Ternyata hal yang tidak diduga salah satu teman ku, kenal dengan dia. Dan ternyata dia masih mencariku dan menyukaiku. kami saling bertukar salam lewat teman kami itu. 

Suatu hari, saat aku sedang menunggu jemputan sekolah. aku melihat sosok yang sangat akrab dengan ku. Aku gugup dan deg-degan berharap bukan dia yang aku kenal. Ternyata memang dia orang yang aku suka. 

Dia sengaja menunggu ku pulang sekolah. saat itu umurnya sudah memasuki usia SMP dan aku SD.  Saat itu aku tidak tau apakah dia sungyuh menyukai ku atau tidak. Kalau aku benar-benar menyukainya. Mungkin kalau sekarang perasaanku saat itu adalah perasaan suka karna kagum saja. 

Aku dan dia tidak berhujung dengan sebuah hubungan pacaran. Kami putus hubungan lagi saat aku masuk SMP. Duduk di bangku SMP semakin aku mengenal kata pacaran dan suka yang sebenarnya. Aku menyukai seseorang hingga aku rela melakukan apa pun. Di satu sisi ada 2 orang yang mengejar-ngejar ku hingga aku duduk dikelas 2 SMP.  Orang  tersebut bernama Rangga Satya Putra. Dia adalah murid pindahan dari Amerika, dia tidak tampan, dia juga tidak jelek, tidak pintar, tidak juga terlalu pintar. Dia biasa saja. Aku yang mulai mendekatinya dan mengejarnya. tapi hubungan itu tidak berjalan lancar. Sampai akhirnya aku tanpa sengaja mengenal lebih jauh orang yang menyukaiku sejak aku masuk SMP. 

Namun disaat kami mulai menjalin kedekatan, tenyata dia disukai oleh teman dekat ku. yang saat itu akupun tidak tau bahwa dia menyukai ku. dan disaat teman dekatku dan teman-temanku yang lain menyindirku. Aku tampak biasa dan tidak merasa aku tertuduh, karna aku memang tidak tau bahwa orang yang disukai oleh teman dekatku ini adalah orang yang ternyata menyukaiku. aku sama sekali tidak menduga akan hal itu. 

Saat aku diberitau bahwa dia menyukaiku. Aku kaget, bingung, takut. Keesokan harinya setelah aku diberitau akan hal itu. pagi-pagi teman dekatku mengatakan saat dia menyatakan perasaannya padaku, aku harus bilang iya. Mungkin karna pada saat itu orang yang aku sayang dan aku suka adalah Rangga bukannya orang itu. Karena desakan dari teman-temanku akhirnya aku menerima perasaannya dan kami berpacaran hanya 6 bulan. 

Aku memang tidak suka dengan dia, dan hubungan pacaran kami saat itu sangat kacau, hubunganj putus nyambung, di tambah saat kami putus pacar dari sahabat dekatku menyukaiku. OMG..... dan semua orang memusuhiku karna itu. Bahkan sahabat ku. Aku tidak tau bahwa pacar dari sabahat ku itu menyukaiku. Teman-teman ku mengira bahwa aku putus dengan pacarku karna aku dan dia pacaran. Padahal kenyataanya tidak sama sekali. Aku dan dia putus karna aku menyukai orang lain yaitu Rangga bukannya pacar dari sahabatku yang aku suka. 

Beranjak SMA aku masih menjalin komunikasi dengan Rangga, aku selalu mencari kesempatan untuk dapat menghubunginya. Sampai akhirnya dia dan keluarganya memutuskan untuk kembali pindah ke Amerika. Sebisa mungkin aku menahannya pergi hingga mengejarnya sampai bandara. Disaat itulah aku mengutarakan perasaan ku padanya. Namun hingga berbulan-bulan dia tidak menanggapinya. Aku pun pasrah

Akhirnya setelah beberapa bulan dia kembali menetap disana dia mengatakan bahwa dia juga menyukaiku. Namun dia dan aku tidak tau apakah kami bisa berbuhungan jarak jauh. akhirnya kami memang pacaran tapi hanya sekedar title belaka. 

Kami berpacaran bukan layaknya orang berpacaran. aku yang harus selalu mencari waktu dan kesempatan untuk tetap keep in touch dengannya. Dan akupun yang harus selalu sabar dan berubah demi dia. 

Kami memang berpacaran tapi perjanjian yang kami buat mengatakan bahwa kami tetap bisa menjalin hubungan dengan orang lain dengan status pacaran. Akhirnya saat aku mulai berpacaran dengannya akupun berpacaran dengan orang lain. tapi sayang hanya berjalan 3 bulan karna sifat kekanak-kanakan ku tapi setelah kami putus dia tetap mengejar ku dan selalu cemburu ketika aku dengan cowok lain. Aku pun tetap memberi dia perhatian. Selayaknya orang berpacaran. Sampai akhirnya kami benar-benar putus dan dia sudah mulai move on. 

Setelah dia, aku tidak pernah menjalin hubungan lagi secara real. hanya Rangga seorang. Hal ini bertahan hingga aku masuk ke perguruan tinggi negeri di Jogja.

Saat masuk kuliah aku bertemu cowok yang aku suka karna kegigihannya. Namanya Ogik. 

Sebelum aku meneruskan cerita ini. Aku menceritakan bahwa aku menjalin banyak hubungan dengan cowok. Tapi kenapa cuma beberapa nama yang aku ungkap. Alasannya hanya satu karna nama-nama tersebut yang benar-benar membekas didalam perjalanan seorang Renieta Dhaniyati.

Oke, lanjut. Ogik adalah cowok yang lucu, lugu, pintar, kreatif dan medok. Aku mulai menyadari aku menyukai dia adalah pada saat dia mengusap kepalaku dengan penuh perasaan. Aku enggak tau kenapa hal tersebut memberiku kesan yang dalam. Dari situ aku bercerita kepada salah satu teman terdekatku. Aku menceritakannya kepadanya karna aku yakin dia dapat membantu hubungan ku dengan dia. 

Namun setelah aku bercerita dengan nya bahawa aku menyukai Ogik. Ternyata Ogik menyukai teman dekatku ini. Namun karna teman dekatku ini sudah mempunyai pacar, Ogik enggak dapat melakukan apa-apa. Namun mereka menjalin hubungan lebih dari sekedar teman pada saat hubungan sahabatku dengan pacarnya bertengkar hebat, dan Ogik pintar sekali, disitu dia mulai mendekati sahabatku hingga mereka akhirnya memutuskan untuk Pendekatan. Saat aku mengetahui hal tersebut aku sedang berpergian ke luar negeri dengannya untuk urusan kampus. Selama berpergian hati dan perasaanku sungguh tidak menentu. Sakit hati, sedih semua campur aduk. Tapi aku harus menahan itu semua karna kami tidak mungkin bertengkar hebat karna kami sedang di negeri orang dan kami jauh dari orang tua. 

Sepulangnya dari luar negeri. Kami pun berbicara satu sama lain. Disitu aku masih belum bisa menerima bahwa mereka bukan lagi pendekatan melainkan sudah berpacaran. 

Gundah dan gelisah aku tuangkan bersama Rangga. Rangga marah mengetahui hal itu, dia merasa ini salahnya. Tapi aku pikir ini bukan salah siapa-siapa memang sudah begini adanya. Dari situ hubungan aku dengan Rangga mulai intim. Kami mulai bersepakat untuk tidak menjalin hubungan dengan orang lain lagi. Tapi itu tidak berjalan lancar. Aku tetap tidak bisa menahan rasa kangen dan aku membutuhkan sosok pasangan yang benar nyata wujudnya. 

Dari situ kami mengalami hubungan pasang surut, dari pacaran, putusan, pacaran, putusan. Begitu terus. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk benar-benar move on, karena aku mau nunggu dia sampai kapan. Aku sudah berkorban demi dia selama 9 tahun, meski aku menjalin hubungan dengan orang lain aku tetap menyisakan tempat buat dia. 

Selama 9 tahun juga aku menantikan dia pulang dan menantikan aku bisa berpacaran selayaknya orang berpacaran. Dari situ aku bersumpah tidak akan mau berpacaran jarak jauh lagi.

Kemudian aku mulai benar-benar move on, sejak teman terdekatku mencomlangi ku dengan salah satu teman KKN kita yaitu Raditya Putra, dia di panggil Ditya atau Bondi tapi aku punya panggilan nam tersendiri dengannya yaitu Didit. 

Awalnya aku ragu untuk move on dari Rangga tapi aku memantaptkan diri dan berpikir aku enggak bisa selamanya hanya mencintai Rangga tapi dia sendiri tidak pernah sedikitpun mencintaiku apa adanya. Dia selalu menghilang dan kembali muncul sesuka hatinya. 

Disaat aku sudah mulai menyukainya kenapa dia harus liburan ke indonesia dan berkunjung ke jogja. kenapa..... aku mulai goyah lagi, pertahananku mulai runtuh, aku bimbang. Tapi aku harus tetap maju, aku harus bisa tidak bertemu dengannya. Akhirnya dengan tekad bulat aku move on dan mulai belajar menyukai Didit. 

Dan enggak disangka Didit juga menyukaiku. Tapi mungkin karna kali ini dia baru mengenal namanya pendekatan, jadi aku sering kesal dan sebel karna kayak aku yang maju, dia enggak ada usahanya untuk pendekatan. Padahal selama pendekatan aku selalu mensiratkan sesuatu bahwa aku suka sama dia. Tapi dia terus diam.

Awal aku kenal Didit, dia itu tipe orang yang pendiam namun penuh dengan kejutan dan romantisme, namun kejutan dan romantisme yang dia berikan ke aku sering buat aku kesel kadang buat aku bahagia dan merasa senang sekali. Kami pendekatan kurang lebih 1bulan saja, setelah itu kami berpacaran. 

Sebelum kami berpacaran kami sudah mempunyai panggilan kami sendiri yaitu sayang, waktu itu kejadiannya setelah aku kembali dari balikpapan. Didit menjemput ku di bandara. Waktu itu aku senang sekali karna untuk pertama kalinya aku balik ke jogja dijemput oleh seseorang yang aku suka dan dia adalah calon pasanganku. Rasa kangen, bahagia semua campur aduk. Selama perjalanan dari bandara ke kosan aku. Aku bercerita panjang lebar dan aku tanpa sengaja memanggil dia kata sayang. Dan dari situlah aku dan dia memanggil satu sama lain dengan panggilan sayang. 

Saat kami sudah mulai berpacaran aku masih belum merasakan jayuh cinta lagi dan belum sepenuhnya sayang dengannya. Aku masih mencintai Rangga. Aku sudah berhasil move on, tapi untuk mencintai seseorang lagi aku belum bisa. Aku masih takut bahwa Didit akhirnya juga akan sama dengan Rangga. 

Aku selalu terbuka sama Didit tentang apa yang aku rasakan. Aku selalu bilang apa yang aku rasakan. Dan untungnya dia selalu mengerti dan dia akan terus berusaha membuktikan bahwa dia tidak sama dengan Rangga. Sampai akhirnya ada satu moment dimana kami merasa sudah mantap menata masa depan bersama dan dia memberikan kenyakinan itu disaat usia pacaran kami baru beranjak 3 bulan. Dari situ aku mulai yakin dan aku mulai belajar mencintai dia dan enggak akan menolah kebelakang lagi. 

Banyak sekali moment bahagia dan sedih yang kami lalui bersama, sejelek dan seburuk apapun sifat ku dia tetap menerima dan kami perbaiki bersama. Dia adalah orang dibalik semua semangat dan perubahan ku hari ini. Raditya Putra dan hanya dia yang selalu membuat ku sampai seperti ini.

Walaupun aku sering sekali menyakitinya, sering membuat dia terluka, sedih dan sampai menangis karna aku. Aku belum pernah liat cowok nangis karna ceweknya. Dan baru kali ini aku merasakan bahwa sangat dalam perasaannya sama aku dan rasa cintanya kepadaku, sampai dia rela melakukan apapun untuk ku. 

Maafkan aku Dit, kalau aku belum bisa buat kamu tertawa, terseyum dan bahagia karna memiliki aku. Aku janji akan berubah lebih dewasa dan mengerti kamu.

Kita adalah satu dan kita hidup saat ini dan nanti karna cita dan tujuan hidup kita bersama yaitu Menikah, membesarkan kedua anak kita dan tinggal disebuah rumah mungil hasil dari jerih payah kita sendiri. 

Dan semalam, aku bermimpi menikah dengan mu. Saat aku terbangun dari mimpi ku, aku sadar bahwa menikan butuh persiapan banyak, karna persiapan yang belum matang akan menghancurkan mimpi indah kita yaitu pernikahan idaman kita. Jadi mari kita terus berusaha. Mendekatkan diri kepada Allah dan selalu minta kepadaNya. 

Dit, selama 29 bulan hubungan kita. Aku semakin sadar bahwa kehilangan mu membuat sebagian diriku hilang dan rasanya aku tidak dapat terbangun dari sebuah mimpi buruk. 

Mungkin orang bilang bahwa kamu tidak sempurna, namun bagiku kamu sudah cukup sempurna untuk membahagiakan aku setiap hari.